Tuesday, August 20, 2013

Surat Untuk Mama

Kau adalah sosok yang paling kupuja, sejak pertama kali aku membuka mata dan menyambut dunia dengan tangis kerasku. Kau tersenyum dan memelukku erat. Saat itulah aku terdiam, merasakan tempat ternyaman setelah bergumul selama sembilan bulan di dalam rahimmu.

Kau merawatku dengan penuh kasih sayang. Menyaksikanku tumbuh besar di sela kurun usiamu yang kian senja. Kau membelaiku manja, merawatku dengan jari-jarimu yang sarat sejuta cinta.

Kurekam semua hari, menit bahkan detik yang kulalui bersamamu. Senyum simpulmu yang merekah ketika aku lulus sekolah. Peluhmu yang mengucur deras akibat kegarangan matahari. Tawa yang sering terlepas saat kita bercanda.

"Jadilah anak yang baik seperti yang Umi inginkan", sebaris harapan singkat yang kau selipkan dalam kalimatmu, dan kubalas dengan anggukan.

Ya, aku berjanji pada diriku sendiri untuk menuruti setiap keinginanmu, setiap hal yang membahagiakanmu, apapun yang bisa membuatmu tersenyum. Aku melakukannya, semua yang kau pinta. Kujalani semuanya, setiap jalan yang kau tunjukkan untukku. Aku melakukannya. Meski tak sempurna, kulihat senyum kebanggaan menggantung manis di antara kelopak matamu. Meski tak terlalu hebat, gadis kecilmu berhasil menghiaskan bahagia di hidupmu. Meski kutau perjuanganku takkan bisa membalas semua pengorbananmu dalam hidupku.

Aku hanya melakukan satu kesalahan. Kesalahan seorang manusia yang terjebak hingarnya dunia. Aku jatuh cinta pada seorang makhluk, seorang pria yang kutemui di salah satu lembaran hidupku. Seorang pria yang berhasil mencuri seluruh perhatianku, namun tidak perhatianmu. Seorang pria yang telah mengambil hatiku, namun tak bisa merebut hatimu. Seorang pria yang kuharap menjadi teman hidupku, namun tidak bagimu. Seorang pria yang membuatku lupa bahwa aku pernah terluka.

Aku hanya berbuat satu kesalahan. Bisakah mama memaafkanku, dan membiarkanku, kali ini saja, melangkah di jalan yang aku pilih?