Monday, November 25, 2013

[Aku] Bertemu [Dia]


Aku bertemu seseorang. Dalam kisah hidupku yang panjang, dia hadir tanpa narasi. Membuatku bertanya akan tokoh yang baru muncul ini, yang seenaknya merubah kisahku.


Aku, kopi. Kamu, gula. Kita adalah secangkir kehangatan di kala mata sungkan terpejam.


Dia tak istimewa. Dia bukan pria yang bisa memukau gadis dengan mengajak makan di restoran mewah bernuansa romantis. Dia hanya mampu mengajak gadisnya pergi ke sebuah gerobak makan pinggir jalan, dan menghabiskan selembar uang biru terakhir di kantongnya untuk membeli 2 porsi makanan mengenyangkan, juga beberapa koin untuk para musisi jalanan yang melantunkan bait-bait lagu dari para band yang sering kutonton di televisi.

Dia pria biasa saja, yang tahu aku perajuk, cengeng, namun tetap mencintaiku dan bersabar atas segala sikap menjengkelkanku.

Dia yang menjadikanku rumah untuk hatinya, dan tujuan pulang ketika ia telah lelah berkelana seharian.

Dia yang membawakanku sekotak obat untuk mengobati hatiku dari luka masa lalu, tanpa pernah bertanya mengapa aku bisa terjatuh disana.

Dia yang rela mendorong motornya melewati banjir di tengah malam yang gelap, hanya untuk menemuiku dan memastikan aku menutup hari lelahku dengan senyum yang tak kupaksakan.

Dia yang selalu memelukku, berusaha membuatku tertawa, ataupun sekedar duduk diam di dekatku, menunggu amarahku mereda. Karena kekesalanku adalah kecemasannya.

Dia yang tak pernah lelah meyakinkanku bahwa aku adalah satu-satunya wajah yang berhasil terbingkai rapi dalam hatinya.

Dia yang rela merubah penampilannya menjadi berantakan, agar tak dilirik oleh gadis lainnya. Hanya untuk memastikanku bahwa ia hanya di peruntukkan untukku, bukan mereka.


Selingkuh itu mudah. Aku suka yg lebih menantang lagi. Contohnya setia.


Aku bertemu dia. Dia yang sangat biasa. Dia yang terkadang membuatku sangat kesal, namun mengakhiri kekesalan itu dengan tawa. Dia yang membuatku tak pernah lagi merasa sendiri, meski aku tengah tenggelam dalam kesendirian.

Aku bertemu dia..