Thursday, September 19, 2013

Peri Malam

Kenalilah aku sebagai peri malam. Gadis cantik yang menari di balik gelapnya sinar rembulan. Senyumku adalah candu sekaligus jerat bagi para lelaki hidung belang. Tubuhku adalah madu yang menunggu untuk dikecup dan dimanjakan. Bajuku yang terbuat dari helai kain yang minim bak selendang, melindungiku dari hawa malam yang dingin.



Kenalilah aku sebagai kupu-kupu malam. Beberapa orang menjulukiku wanita jalang. Mengiris hati, memang, karena sebenarnya aku hanyalah pelacur jalanan. Bukan murahan. Aku adalah pemuas nafsu. Aku lihai dalam mencumbu. Dan aku mencari penjelajah yang berani mengarungi tubuhku. Semakin liar mereka, semakin mengerangnya aku, maka semakin banyak uang yang kuhasilkan. Semakin aku dapat mengisi kekosongan sejengkal perutku yang selalu meronta minta makan.


Temukan aku di lorong-lorong jalanan remang, atau di balik bilik-bilik bambu, atau di sudut taman. Aku bekerja sepanjang malam, mengerjapkan mata hingga pagi menjelang, bersama sang rembulan yang selalu bertengger sendirian.


Terkadang aku ingin menemani bulan, mengajaknya bercerita tentang segala keluh kehidupanku. Aku juga ingin menanyakan bulan, mengapa ia begitu senang melamun sendirian? Karena aku juga sering berlaku demikian. Melamunkan seseorang yang akan membawaku ke pelaminan. Lamunan yang mungkin tak lebih dari sekedar mimpi. Karena tubuh kotorku ini, mungkin tak seorangpun sudi untuk benar-benar memiliki. Siapapun pasti berpikir berkali-kali, adakah sesuatu yang bersih dari ragaku?


Ada!


Ingin aku lontarkan kata itu. ADA! Lihatlah lebih jelas. Lebih dekat. Kenali aku. Maka kau akan mengerti, aku punya cinta yang masih murni, yang belum pernah kuberikan pada lelaki manapun yang kutemui.


Kenali aku, namun bukan sebagai peri malam. Kenali aku layaknya seorang perempuan. Aku punya nama, aku punya hati, aku punya cinta. Kenali aku, maka kau kan kuajak bermain-main di taman hatiku.