Diam-diam, aku jadi pengagummu. Kau tahu itu? Kurasa tidak. Aku terlalu nyaman untuk menikmatimu dalam diam. Dalam jarak yang bahkan aku sendiri tak dapat memperhitungkan.
Kau tahu, kita selalu bertemu. Kau tak menyadarinya, bukan? Aku selalu menatapmu lekat-lekat, dari sudut yang tak pernah dapat kausadari. Kukagumi kau dari balik jamahan pointer mouseku. Yah, kita hanya terhalang dunia luas yang kusebut maya. Sebuah anugrah bagimu, dari sekian banyak wajah, kuperintahkan bola mata ini hanya untuk menatapmu. Harusnya kau bangga akan prestasi itu.
Sesekali, temuilah aku. Walau hanya di dalam mimpiku, aku sangat senang. Bahkan hal itu sudah kutulis dalam list doaku pada Tuhan. Apalagi bisa berjabat dan bersenda gurau denganmu. Sampai disini, itu masih sebuah khayalan. Aku tak ingin meminta banyak pada Tuhan. Hanya satu pinta, kusemat lamat-lamat dalam doa. Tuhan itu baik. Jadi, siapkan dirimu. Kita akan bertemu di sebuah waktu. Kuharap aku tak terlalu gerogi dalam pertemuan pertama kita. Tentu saja, di mimpiku.